Tuesday, April 10, 2007

EDISI SASTRA

Untuk Edisi Sastra kali ini, dipublikasikan sajak-sajak tentang Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Sajak-sajak ini terinspirasi dari perjalanan saya ke Lhok Nga, Peukan Bada dan Ulee Kareng pada akhir tahun 2006. Perjalanan saya ke tiga tempat itu dalam rangka kerja kemanusiaan.

Cemara Rindu di Pantai Lhok NgaSajak-sajak Harapan dan Cinta


Mata-mata Belia
- buat siswa-siswi SMA Negeri 1 Lhok Nga –

mata-mata belia:
menumbuk laut
menikam pasir
menantang angin
gemetar
mendesah berat
geram
gelegarkan dada menusuk sukma
amuk gelombang raksasa
damparkan mata-mata belia
sesaki ruang-ruang sempit pengap
peluk lelah rangkul sedih
gendong duka sayat luka

waktu telah usai
mata-mata belia:
rajut suka hapus pedih
jahit luka sembuhkan duka

waktu sudah datang

mata-mata belia:
peluk bukit gendong ngarai
rangkul lembah cium pantai

waktu telah bersama mereka

mata-mata belia:
ajak laut
pasir
angin
berdendang di rimbun cemara
menari di punggung bebukitan
mencipak air di sungai

waktu dalam mereka

mata-mata belia:
kawinkan laut dan darat
sandingkan lembah dan palung
rekatkan pasir dan lumpur sawah

mereka adalah waktu

mata-mata belia:
rangkai bunga-bunga liar
sematkan pada rambut
berdendang riang
menari riang di pematang pantai
bermusik suara kaki sapi beradu jalan berbatu kerikil

waktu adalah mereka

mata-mata belia:
ulas senyum di pelataran laut
ukir mimpi di kaki langit
pahat gembir di punggung bebukitan
kirim harapan lewat angin
kepada tebing
ngarai
pantai

mata-mata belia:
pemilik waktu
pemilik hidup
penantang cemas
penakluk maut
obor malam kelam

mata-mata belia:
mata-mata kehidupan

Lhok Nga – Peukan Bada, 7 September 2006


Puspa Pantai Lhok Nga
- buat seorang siswi SMAN 1 Lhok Nga Kelas 2 IPS 1 -

pada pelataran bumi bekas petaka
engkau tumbuh
aromamu aroma angin bebukitan
kelopakmu kelopak mata bayi
mekarmu mekar gadis belia

kupetik dikau
engkau hanya memadang teduh
kudendangkan syair ini untukmu
engkau hanya persembahkan senyum

kutulis puisi rindu untukmu
engkau hanya hadir dalam aroma perkawinan angin bebukitan dengan angin pantai
hadirmu hadirkan harapan

kutanam dirimu pada tanah palung hatiku
engkau semakin jauh
jauhmu jauhkan resah

pengecutkah aku?
penakutkah aku?
pecundangkah aku?

biarlah kita kuburkan semua ini
bersama petaka yang telah usai

biarlah semuanya menjadi hidup
dalam hidupmu
dalam hidupku

Lhok Nga – Peukan Bada, 8 September 2006

Pelabuhan Hati
- untuk para guru di SMAN 1 Lhok Nga dan SMAN 1 Peukan Bada -

tuturmu
sesejuk hujan musim kemarau
relamu
setajam jarum-jarum air
abdimu
selaksa butir-butir hujan
sapamu
selembut lumpur debu tanah
semangatmu
seindah teratai di air pekat

berkawan resah karena dompetmu menipis
engkau tegak ceritakan cerita cerah
untuk anak-anak korban petaka
berteman risau karena usiamu beranjak senja
engkau tuturkan kata bijaksana
untuk anak-anak korban kekerasan
berteman lelah karena pengorbananmu yang tak padam
engkau lambungkan bahasa damai untuk anak-anak penghuni barak
bersetubuh desah lirih kalbu yang luka karena jasamu menguap lenyap
engkau kidungkan lagu gembira
untuk anak-anak petani miskin
berbekal doa pada ilahi
engkau lantunkan syair kudus
untuk anak-anak nelayan melarat

engkau
pintu gerbang bagi anak-anak
tuk kayuh sampan ke tengah samudra harapan hidup
tuk kayuh biduk ke tengah lautan cita-cita


engkau
pelabuhan hati bagi anak-anak
tambatkan tali sampan kelelahan
tempat sauh biduk kerinduan dibuang

dari otakmu
terpancar puisi-puisi pencerahan
dari mulutmu
mengalir air petuah dan nasihat
dengan tanganmu
engkau mengurai kata-kata sejuk
engkau merangkai bahasa bening
dari suaramu
mengalun nyanyian laut biru
kidung pelangi rindu
mazmur embun bening
dari matamu
cahaya emas memendar
cahaya biru meleleh
cahaya jingga meretas

engkau bongkar kebekuan dengan cinta
kekakuan dengan kasih
kekerasan dengan kelembutan
kebodohan dengan ketulusan

engkau adalah engkau
engkau pelabuhan hati anak-anak


Ulee Kareng, 11 September 2006


Cemara Rindu di Pantai Lhok Nga

- sua puteri belia berjilbab putih -

kemarin sore engkau datang
membawa segenggam pasir putih
engkau tebarkan pada tapak-tapak kaki
di atas pasir itu
engkau menari
engkau menyanyi
engkau nyanyikan lagu cinta tanpa CINTA

sore ini engkau datang
membawa setangkai cemara
engkau sematkan pada celah jilbabmu nan putih
di atas pasir itu
engkau menari lagi
engkau menyanyi lagi
engkau nyanyikan lagu cinta dengan penuh RINDU

besok sore
saat matahari setubuhi kaki langit Lhok Nga
aku menunggumu di atas tapak-tapak pasir ini
engkau datang
menjumpaiku
kita menari bersama
kita menyanyi berdua
nyanyi merdu butir-butir pasir
tari gemulai daun-daun cemara

dan pada celah jilbapmu nan putih
aku sematkan CEMARA RINDU penuh CINTA
kita terbang lenyap bersayap CEMARA RINDU penuh CINTA
ke kaki langit Lhok Nga
kita kepakkan sayap-sayap

Lhok Nga-Peukan Bada-Ulee Kareng 11 September 2006

EDISI SASTRA

Untuk Edisi Sastra kali ini, dipublikasikan sajak-sajak tentang Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Sajak-sajak ini terinspirasi dari perjalanan saya ke Lhok Nga, Peukan Bada dan Ulee Kareng pada akhir tahun 2006. Perjalanan saya ke tiga tempat itu dalam rangka kerja kemanusiaan.






Cemara Rindu di Pantai Lhok Nga
Sajak-sajak Harapan dan Cinta


Mata-mata Belia

- buat siswa-siswi SMA Negeri 1 Lhok Nga –

mata-mata belia:
menumbuk laut
menikam pasir
menantang angin
gemetar
mendesah berat
geram
gelegarkan dada menusuk sukma
amuk gelombang raksasa
damparkan mata-mata belia
sesaki ruang-ruang sempit pengap
peluk lelah rangkul sedih
gendong duka sayat luka

waktu telah usai
mata-mata belia:
rajut suka hapus pedih
jahit luka sembuhkan duka

waktu sudah datang

mata-mata belia:
peluk bukit gendong ngarai
rangkul lembah cium pantai

waktu telah bersama mereka

mata-mata belia:
ajak laut
pasir
angin
berdendang di rimbun cemara
menari di punggung bebukitan
mencipak air di sungai

waktu dalam mereka

mata-mata belia:
kawinkan laut dan darat
sandingkan lembah dan palung
rekatkan pasir dan lumpur sawah

mereka adalah waktu

mata-mata belia:
rangkai bunga-bunga liar
sematkan pada rambut
berdendang riang
menari riang di pematang pantai
bermusik suara kaki sapi beradu jalan berbatu kerikil

waktu adalah mereka

mata-mata belia:
ulas senyum di pelataran laut
ukir mimpi di kaki langit
pahat gembir di punggung bebukitan
kirim harapan lewat angin
kepada tebing
ngarai
pantai

mata-mata belia:
pemilik waktu
pemilik hidup
penantang cemas
penakluk maut
obor malam kelam

mata-mata belia:
mata-mata kehidupan

Lhok Nga – Peukan Bada, 7 September 2006


Puspa Pantai Lhok Nga

- buat seorang siswi SMAN 1 Lhok Nga Kelas 2 IPS 1 -

pada pelataran bumi bekas petaka
engkau tumbuh
aromamu aroma angin bebukitan
kelopakmu kelopak mata bayi
mekarmu mekar gadis belia

kupetik dikau
engkau hanya memadang teduh
kudendangkan syair ini untukmu
engkau hanya persembahkan senyum

kutulis puisi rindu untukmu
engkau hanya hadir dalam aroma perkawinan angin bebukitan dengan angin pantai
hadirmu hadirkan harapan

kutanam dirimu pada tanah palung hatiku
engkau semakin jauh
jauhmu jauhkan resah

pengecutkah aku?
penakutkah aku?
pecundangkah aku?

biarlah kita kuburkan semua ini
bersama petaka yang telah usai

biarlah semuanya menjadi hidup
dalam hidupmu
dalam hidupku

Lhok Nga – Peukan Bada, 8 September 2006


Pelabuhan Hati

- untuk para guru di SMAN 1 Lhok Nga dan SMAN 1 Peukan Bada -

tuturmu
sesejuk hujan musim kemarau
relamu
setajam jarum-jarum air
abdimu
selaksa butir-butir hujan
sapamu
selembut lumpur debu tanah
semangatmu
seindah teratai di air pekat

berkawan resah karena dompetmu menipis
engkau tegak ceritakan cerita cerah
untuk anak-anak korban petaka
berteman risau karena usiamu beranjak senja
engkau tuturkan kata bijaksana
untuk anak-anak korban kekerasan
berteman lelah karena pengorbananmu yang tak padam
engkau lambungkan bahasa damai untuk anak-anak penghuni barak
bersetubuh desah lirih kalbu yang luka karena jasamu menguap lenyap
engkau kidungkan lagu gembira
untuk anak-anak petani miskin
berbekal doa pada ilahi
engkau lantunkan syair kudus
untuk anak-anak nelayan melarat

engkau
pintu gerbang bagi anak-anak
tuk kayuh sampan ke tengah samudra harapan hidup
tuk kayuh biduk ke tengah lautan cita-cita


engkau
pelabuhan hati bagi anak-anak
tambatkan tali sampan kelelahan
tempat sauh biduk kerinduan dibuang

dari otakmu
terpancar puisi-puisi pencerahan
dari mulutmu
mengalir air petuah dan nasihat
dengan tanganmu
engkau mengurai kata-kata sejuk
engkau merangkai bahasa bening
dari suaramu
mengalun nyanyian laut biru
kidung pelangi rindu
mazmur embun bening
dari matamu
cahaya emas memendar
cahaya biru meleleh
cahaya jingga meretas

engkau bongkar kebekuan dengan cinta
kekakuan dengan kasih
kekerasan dengan kelembutan
kebodohan dengan ketulusan

engkau adalah engkau
engkau pelabuhan hati anak-anak


Ulee Kareng, 11 September 2006

Cemara Rindu di Pantai Lhok Nga

- sua puteri belia berjilbab putih -

kemarin sore engkau datang
membawa segenggam pasir putih
engkau tebarkan pada tapak-tapak kaki
di atas pasir itu
engkau menari
engkau menyanyi
engkau nyanyikan lagu cinta tanpa CINTA

sore ini engkau datang
membawa setangkai cemara
engkau sematkan pada celah jilbabmu nan putih
di atas pasir itu
engkau menari lagi
engkau menyanyi lagi
engkau nyanyikan lagu cinta dengan penuh RINDU

besok sore
saat matahari setubuhi kaki langit Lhok Nga
aku menunggumu di atas tapak-tapak pasir ini
engkau datang
menjumpaiku
kita menari bersama
kita menyanyi berdua
nyanyi merdu butir-butir pasir
tari gemulai daun-daun cemara

dan pada celah jilbapmu nan putih
aku sematkan CEMARA RINDU penuh CINTA
kita terbang lenyap bersayap CEMARA RINDU penuh CINTA
ke kaki langit Lhok Nga
kita kepakkan sayap-sayap

Lhok Nga-Peukan Bada-Ulee Kareng 11 September 2006