- kepada petani kopi
kutahu
kau mengetuk penamu
lewat uap kopi dari gelas kopi di sampingku
lalu sekelebat harapan berkelindan dalam uap kopi
di tengah malam ini
angin yang tengah berkata-kata lewat ventilasi huma mungil ini
sontak mengajak penamu
menyulam kata-kata
dan bernyanyi tentang
sekelebat harapan dalam uap kopi
mendadak sunyi
mabuk
bukan oleh cafein kopi dalam cangkir
tetapi oleh sekelebat harapan
yang berkelindan dalam uap kopi
yang akan disulam angin dan pena
di ladang-ladang kopi
harapan itu meleleh
dari gayo
mengalir ke sidikalang
lalu ke lampung
terus ke rawaseneng
naik ke toraja
turun ke flores
merembes ke gubuk-gubuk petani kopi
menggenangi sukma gersang petani kopi
sekelebat harapan dalam uap kopi
menampar muka importir kopi!
tenggelamkan kontainer-kontainer kopi dari asia tengah
ke palung-palung laut terdalam!
sekelebat harapan dalam uang kopi
bersumpah serapah!
kau serakah!
kau rakus!
penindas!
pencuri!
sekelebat harapan dalam uap kopi
merangsek ke dalam selang-selang besi pabrik kopi instan
memisahkan kopi dari jagung
menceraikan bubuk kopi yang dipaksa kawin dengan bubuk jagung gosong
menendang keluar pengawet kimia buatan pabrik
lalu memendamkannya dalam lumpur oli kotor mesin pabrik kopi instan
pergi kau pengkhianat!
jangan kau nodai kelezatan kopi murni!
jangan kau kangkangi ibu-ibu petani kopi
yang saban pagi mendendangkan lagu nikmat kopi murni untuk suaminya!
sekelebat harapan dalam uap kopi
merangkul penikmat kopi
yang tengah keracunan kopi instan bercampur bubuk jagung
dan pengawet kimia buatan pabrik
“mari kawan....
kita menyeduh kebahagiaan untuk petani-petani kopi
dalam cangkir-cangkir kopi murni
pilihlah....
pilihlah kawan...
arabika sidikalang....
arabika gayo....
arabika toraja....
arabika flores....
robusta lampung....
robusta rawaseneng....
tai luwak sidikalang....
pilihlah...
pilihlah kawan....
semua asli dari tanah indonesia
asli dari anus luwak yang menari di dahan-dahan rimba
asli buah tarian tangan ibu-ibu petani kopi
pada lesung-lesung kayu
sekelebat harapan dalam uap kopi
bermain-main dengan anak-anak petani kopi
di ladang-ladang kopi
semat-menyemat bunga kopi pada telinga
saat itu
cangkir-cangkir kopi murni
meleleh
merembes
ke segala ceruk dan lekuk semesta
seraya mengapungkan
angin dan pena
yang terus menyulam kata-kata
tentang
sekelebat harapan dalam uap kopi
Desa Sukaragam Cikarang Selatan Bekasi Maret 2010
Saat menikmati secangkir kopi Javaro di tengah malam senyap
Saturday, March 13, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment